Jumat, 22 Juni 2012

DELIMA (Punica granatum)

Oleh Asifatul Qubais (10620061)
Jurusan Biologi Fakultas SAINTEK UIN MALIKI Malang
2012




 
Klasifikasi
Kingdom Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Magnolipsida
Subclassis Rosidae
Ordo Myrtales
Familia Punicaceae
Genus Punica
Species Punica granatum Linn.         


 Buah delima sudah tak asing lagi bagi kita. Biasanya tanaman ini ditanam di halaman rulah sebagai hiasan maupun dimanfaatkan buahnya. Meski dulu hanya dipandang sebelah mata, beberapa tahun terakhir ini Punica granatum L atau buah delima menjadi populer. Tak hanya rasanya yang asam manis dan segar, buah ini juga mengandung segudang manfaat bagi kesehatan. Mulai dari penurun kolestrol, antioksidan, sampai pencegah kanker payudara.
Buah delima merupakan salah satu buah yang eksotik. Bagian luarnya yang berwarna hijau kekuningan dan ada pula yang berwarna merah. Tekstur luarnya keras namun di bagian dalam terdapat biji-biji mungil bak mutiara berwarna pink nyaris kemerahan sebagai isinya. Rasa buah ini asam-asam manis dan segar sehingga banyak disukai. Dibalik itu semua yang perlu kita ketahui ternyata buah delima merupakan salah satu buah yang disebutkan di dalam Al-Qur’an yaitu pada surat Al-An’am ayat 99 dan 141, dan surat Ar-Rahman ayat 68. Hal ini berarti ada sesuatu yang menarik di dalam buah delima itu.
Sejak dauhulu buah delima banyak dimanfaatkan bukan hanya oleh orang Indonesia. Selain dimakan dalam keadaan segar, buah delima juga bisa dijadikan jus segar. Bahkan saking populernya buah delima telah dibuat sebagai jus kemasan dan yogurt. Di Asia, sari buahnya dikentalkan menjadi suatu sirup yang digunakan sebagai saus. Di Mesir buah ini dijadikan semacam minuman anggur, sirup, dan sari buah. Dalam satu gelas sari delima lebih banyak kandungan antioksidannya dibandingkan dengan satu gelas red wine, green tea atau orange juice. Di Amerika, produk sari buah delima yang dikenal sebagai pom wonderful menjadi tren minuman kesehatan terkini. Minuman sari buah delima ini dikenal sebagai sari buah sehat yang tinggi khasiatnya. Sari buah delima tinggi kandungan ion kalium (potasium), vitamin A, C dan E serta asam folic. Dari bagian biji yang dapat dimakan, kandungan kalium per 100 gram (259 mg/gr), energi 63 kal, 30 mg vitamin C. Komponen ini dianggap sangat penting bagi kesehatan jantung.
Surat Al-An’am ayat 99 :
uqèdur üÏ%©!$# tAtRr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr'sù ¾ÏmÎ/ |N$t7tR Èe@ä. &äóÓx« $oYô_t÷zr'sù çm÷YÏB #ZŽÅØyz ßl̍øƒU çm÷YÏB ${6ym $Y6Å2#uŽtIB z`ÏBur È@÷¨Z9$# `ÏB $ygÏèù=sÛ ×b#uq÷ZÏ% ×puŠÏR#yŠ ;M»¨Yy_ur ô`ÏiB 5>$oYôãr& tbqçG÷ƒ¨9$#ur tb$¨B9$#ur $YgÎ6oKô±ãB uŽöxîur >mÎ7»t±tFãB 3 (#ÿrãÝàR$# 4n<Î) ÿ¾Ín̍yJrO !#sŒÎ) tyJøOr& ÿ¾ÏmÏè÷Ztƒur 4 ¨bÎ) Îû öNä3Ï9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sムÇÒÒÈ   

Artinya :
 99. Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Surat Al-An’am ayat 141:  

* uqèdur üÏ%©!$# r't±Sr& ;M»¨Yy_ ;M»x©rá÷è¨B uŽöxîur ;M»x©râ÷êtB Ÿ@÷¨Z9$#ur tíö¨9$#ur $¸ÿÎ=tFøƒèC ¼ã&é#à2é& šcqçG÷ƒ¨9$#ur šc$¨B9$#ur $\kÈ:»t±tFãB uŽöxîur 7mÎ7»t±tFãB 4 (#qè=à2 `ÏB ÿ¾Ín̍yJrO !#sŒÎ) tyJøOr& (#qè?#uäur ¼çm¤)ym uQöqtƒ ¾ÍnÏŠ$|Áym ( Ÿwur (#þqèùÎŽô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) Ÿw =Ïtä šúüÏùÎŽô£ßJø9$# ÇÊÍÊÈ   
Artinya :
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Melalui ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa Dialah yang menciptakan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung tanamannya. Dialah yang menciptakan pohon kurma dan pohon-pohon lain yang berbagai macam buahnya dan beraneka ragam bentuk warna dan rasanya. Sesungguhnya hal itu menarik perhatian hamba-Nya dan menjadikannya beriman, bersyukur dan bertakwa kepada-Nya. Kalau dibandingkan dengan pohon-pohon di Indonesia samalah pohon kurma itu dengan pohon kelapa. Allah membuahkan pula pohon zaitun dan delima. Ada yang serupa bentuk dan rasanya dan ada pula yang berlain-lainan. Allah membolehkan hamba-Nya menikmati hasilnya dari berbagai macam pohon dan tanaman itu sebagai karunia daripada-Nya. Maka tidak ada hak sama sekali bagi hamba-Nya untuk mengharamkan apa yang telah dikaruniakan-Nya. Karena Dialah yang menciptakan, Dialah yang memberi, maka Dia pulalah yang berhak mengharamkan atau menghalalkan-Nya. Kalau ada di antara hamba-Nya yang mengharamkan-Nya maka dia telah menganggap dirinya sama dengan Allah dan orang-orang yang menaatinya mempersekutukan Allah pula dan inilah syirik yang tak dapat diragukan lagi. Yang dimaksudkan dengan mengharamkan memakan di sini ialah menjadikannya haram untuk dimakan, bila dimakan tentu berdosa. Adapun melarang makanan karena dilarang dokter dan membahayakan kesehatan atau karena sebab-sebab lain yang membahayakan tidaklah termasuk syirik, karena kita diperintahkan Allah untuk menjauhkan diri dari bahaya. Ternyata tidak semua orang bisa mengkonsumsi buah delima. Bagi mereka yang alergi buah ini bisa memiliki efek samping saat mengkonsumsinya.
            Disebutkan dalam ayat di atas bahwa buah zaitun dan buah delima adalah serupa namun tidak sama. Yang serupa diantara kedua buah itu adalah bentuk dan warnanya dan yang tidak sama adalah rasanya. Berikut ini gambar buah delima dan buah zaitun.
Buah delima dan buah zaitun memiliki banyak manfaat, mungkin hal inilah yang menyebabkab buah ini disebutkan dalam ayat Al-Qur’an. Terbukti dengan penelitian-penelitian modern saat ini bahwa buah delima memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Deskripsi
            Buah delima merupakan tanaman yang berasal dari Persia dan daerah Himalaya di India Selatan. Yang tersebar di Indonesia ada tiga jenis yang dikelompokkan berdasarkan warna buahnya, yakni delima putih, delima merah, dan delima hitam. Dari ketiga jenis itu yang paling terkenal adalah delima merah. Delima merah memiliki rasa lebih manis dan segar, sedangkan delima putih rasanya lebih sepat dan kesat serta kurang manis. Delima putih dan delima hitam agak sulit ditemukan di pasaran (Astawan, 2008).
            Tinggi pohon delima kurang lebih mencapai 5 meter, menyukai tanah gembur yang tidak terendam air dan memiliki beberapa varietas. Daun delima tunggal, bertangkai pendek, letaknya berkelompok dengan helaian daun lonjong, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, dengan panjang 1-9 cm dan lebar 0,5-2,5 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun paling atas. Biasanya terdapat satu sampai lima bunga, warnanya merah, putih atau ungu. Berbunga sepanjang tahun. Berbuah buni, bentuknya bulat dengan diameter 5-12 cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, coklat kemerahan, atau ungu kehitaman. Terkadang didapati bercak-bercak yang agak menonjol berwarna lebih tua. Bijinya banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih. Perbanyakan dengan setek, tunas akar, dan cangkok (Budka, 2008).
Manfaat Buah delima          
Beberapa studi menyebutkan manfaat dan keuntungan dari delima pada manusia antara lain sebagai antioksidan yang sangat baik untuk mengurangi tubuh kita dari kerusakan oksidatif. Asupan antioksidan sekunder dari bahan pangan sangat diperlukan. Makin tinggi asupan antioksidan eksogenus, makin tinggi pula status antioksidan endogenus. Jadi diperlukan konsumsi bahan makanan yang kaya akan komponen antioksidan dalam jumlah memadai, agar mampu menginduksi kerja enzim antioksidan dalam tubuh sehingga mampu menekan kerusakan sel yang berlebihan dan mempertahankan status antioksidan seluler (Buhler, 2000).
Warna merah pada buah delima disebabkan oleh kandungan antosianin yang cukup tinggi. Antosianin merupakan salah satu komponen flavonoid dari tumbuh-tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Antosianin yang dapat diidentifikasi pada buah delima merah antara lain delphinidin 3-glucoside dan 3,5diglucoside, cyaniding-3-glucoside dan 3,5-diglucoside,  pelargonidin-3-glucoside dan 3,5-diglucoside. Rasa kesat pada buah delima disebabkan oleh kadungan flavonoid (golongan polifenol) yang tinggi. Salah satu peran flavonoid yang penting adalah antioksidan. Flavonoid dapat menstabilkan senyawa oksigen reaktif yang dapat mengurangi kerusakan akibat radikal bebas (Yanjun, 2009).
            Buah delima juga kaya akan fitosterol. Fitosterol merupakan komponen biokimia yang mempunyai fungsi berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi manusia. Selain itu, fitosterol juga tahan terhadap oksidasi, sehingga dapat digolongkan antioksidan pangan (Astawan, 2008).
            Bagian dari buah delima yang dapat dimakan (kurang lebih 50% dari berat total buah) terdiri dari 80% jus dan 20% biji. Jus segar dari buah delima mengandung 85% air, 10% gula, dan 1,5% pectin, asam askorbat, dan flavonoid polifenol. Kandungan polifenol dalam jus delima tergantung dari jenis atau varietasnya yang sebagian besar terdiri dari antosianin, katekin, ellagic tannins, gallic dan ellagic acid. Polifenol komplek bersifat sebagai antioksidan yang dapat diserap dalam tubuh manusia. Selain polifenol, jus delima juga mengandung vitamin C yang bersifat sebagai antioksidan (Buhler, 2000).
            Kandungan antioksidan dalam buah delima jumlahnya tiga kali lebih banyak daripada wine atau teh hijau. Peneliti dari Vanderbilt University Medical Center menemukan bahwa orang yang meminum jus 3 kali atau lebih dalam seminggu, dapat menurunkan risiko terkena alzheimer hingga 76% dibandingkan orang yang tidak minum jus sama sekali.
            Bukan hanya buah delima saja yang dapat dimanfaatkan, bagian tanaman lainnya juga bermanfaat. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu,kulit akar, kulit buah, daun, biji, dan bunganya. Kandungan kimia bagian tanaman ini adalah kulit buah mengandung alkaloid pelletierene, granatin, betulic acid, ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin, resin, triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati. Kulit akar dan kulit kayu mengandung sekitar 20% elligatanin dan 0,5-1% senyawa alkaloid, antara lain alkaloid pelletierine (C8H14), pseudopelletierine (C9H15), metilpelletierine (C8H14.CH3), isopelletierine (C8H15), dan metilisopellettierine (C9H1). Daun mengandung alkaloid, tanin, kalsium oksalat, lemak, sulfur, peroksidase. Alkaloid yang terdapat pada tanaman ini dipercaya dapat menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing keremi (IPTEK, 2005).
            Setiap bagian tanaman ini secara tradisional digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit, yaitu kulit buah biasa digunakan untuk sakit perut karena cacing, buang air besar mengandung darah dan lender (disentri amuba), diare kronis, perdarahan seperti wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum, prolaps rektum, radang tenggorok, radang telinga, keputihan (leukorea), dan nyeri lambung. Bunga delima biasa digunakan unutk radang gusi, perdarahan, dan bronkhitis. Daging buah dapat digunakan untuk cacingan, sariawan, tenggorokan, suara parau, hipertensi, rematik, dan perut kembung. Bagian daun delima dan daging buah biasa digunakan untuk menurunkan berat badan. Penggunaan daun delima pada konsumsi masyarakat adalah 5 – 10 gram dalam 200 ml pelarut (IPTEK, 2005).
           
Referensi :
Astawan, M. 2008. Sehat Dengan Buah. Jakarta : Dian Rakyat
Budka, F. 2008. Active Ingredients, Their Bioavaibility And The Health Benefit Of Punica granatum Linn
Buhler, D.R. dan Miranda, C. 2000. Antioxidant Activities of Flavonoid. Departement of Environmental and Molecular Toxicology Oregon State University

Tidak ada komentar:

Posting Komentar