Jurusan Biologi Fakultas SAINTEK UIN MALIKI Malang
2012
Klasifikasi
Kingdom Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Magnolipsida
Subclassis Rosidae
Ordo Myrtales
Familia Punicaceae
Genus Punica
Species Punica granatum Linn.
Buah delima sudah tak
asing lagi bagi kita. Biasanya tanaman ini ditanam di halaman rulah sebagai
hiasan maupun dimanfaatkan buahnya. Meski dulu hanya dipandang sebelah mata,
beberapa tahun terakhir ini Punica granatum L atau buah delima menjadi
populer. Tak hanya rasanya yang asam manis dan segar, buah ini juga mengandung
segudang manfaat bagi kesehatan. Mulai dari penurun kolestrol, antioksidan,
sampai pencegah kanker payudara.
Buah delima merupakan salah satu buah yang eksotik. Bagian luarnya
yang berwarna hijau kekuningan dan ada pula yang berwarna merah. Tekstur
luarnya keras namun di bagian dalam terdapat biji-biji mungil bak mutiara
berwarna pink nyaris kemerahan sebagai isinya. Rasa buah ini asam-asam manis
dan segar sehingga banyak disukai. Dibalik itu semua yang perlu kita ketahui
ternyata buah delima merupakan salah satu buah yang disebutkan di dalam
Al-Qur’an yaitu pada surat Al-An’am ayat 99 dan 141, dan surat Ar-Rahman ayat
68. Hal ini berarti ada sesuatu yang menarik di dalam buah delima itu.
Sejak dauhulu buah delima banyak dimanfaatkan bukan hanya oleh
orang Indonesia. Selain dimakan dalam keadaan segar, buah delima juga bisa
dijadikan jus segar. Bahkan saking populernya buah delima telah dibuat sebagai
jus kemasan dan yogurt. Di Asia, sari buahnya dikentalkan menjadi suatu sirup
yang digunakan sebagai saus. Di Mesir buah ini dijadikan semacam minuman
anggur, sirup, dan sari buah. Dalam satu gelas sari delima lebih banyak
kandungan antioksidannya dibandingkan dengan satu gelas red wine, green tea atau orange juice. Di Amerika, produk sari buah
delima yang dikenal sebagai pom wonderful menjadi tren minuman kesehatan
terkini. Minuman sari buah delima ini dikenal sebagai sari buah sehat yang
tinggi khasiatnya. Sari buah delima tinggi kandungan ion kalium (potasium),
vitamin A, C dan E serta asam folic. Dari bagian biji yang dapat dimakan,
kandungan kalium per 100 gram (259 mg/gr), energi 63 kal, 30 mg vitamin C.
Komponen ini dianggap sangat penting bagi kesehatan jantung.
Surat Al-An’am ayat 99 :
uqèdur üÏ%©!$# tAtRr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr'sù ¾ÏmÎ/ |N$t7tR Èe@ä. &äóÓx« $oYô_t÷zr'sù çm÷YÏB #ZÅØyz ßlÌøU çm÷YÏB ${6ym $Y6Å2#utIB z`ÏBur È@÷¨Z9$# `ÏB $ygÏèù=sÛ ×b#uq÷ZÏ% ×puÏR#y ;M»¨Yy_ur ô`ÏiB 5>$oYôãr& tbqçG÷¨9$#ur tb$¨B9$#ur $YgÎ6oKô±ãB uöxîur >mÎ7»t±tFãB 3 (#ÿrãÝàR$# 4n<Î) ÿ¾ÍnÌyJrO !#sÎ) tyJøOr& ÿ¾ÏmÏè÷Ztur 4 ¨bÎ) Îû öNä3Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sã ÇÒÒÈ
Artinya :
99. Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang
menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai
yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan
delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Surat Al-An’am ayat 141:
* uqèdur üÏ%©!$# r't±Sr& ;M»¨Yy_ ;M»x©rá÷è¨B uöxîur ;M»x©râ÷êtB @÷¨Z9$#ur tíö¨9$#ur $¸ÿÎ=tFøèC ¼ã&é#à2é& cqçG÷¨9$#ur c$¨B9$#ur $\kÈ:»t±tFãB uöxîur 7mÎ7»t±tFãB 4 (#qè=à2 `ÏB ÿ¾ÍnÌyJrO !#sÎ) tyJøOr& (#qè?#uäur ¼çm¤)ym uQöqt ¾ÍnÏ$|Áym ( wur (#þqèùÎô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) w =Ïtä úüÏùÎô£ßJø9$# ÇÊÍÊÈ
Artinya :
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir
miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebih-lebihan.
Melalui ayat
ini Allah swt. menegaskan bahwa Dialah yang menciptakan kebun-kebun yang
berjunjung dan yang tidak berjunjung tanamannya. Dialah yang menciptakan pohon
kurma dan pohon-pohon lain yang berbagai macam buahnya dan beraneka ragam
bentuk warna dan rasanya. Sesungguhnya hal itu menarik perhatian hamba-Nya dan
menjadikannya beriman, bersyukur dan bertakwa kepada-Nya. Kalau dibandingkan
dengan pohon-pohon di Indonesia samalah pohon kurma itu dengan pohon kelapa.
Allah membuahkan pula pohon zaitun dan delima. Ada yang serupa bentuk dan
rasanya dan ada pula yang berlain-lainan. Allah membolehkan hamba-Nya menikmati
hasilnya dari berbagai macam pohon dan tanaman itu sebagai karunia
daripada-Nya. Maka tidak ada hak sama sekali bagi hamba-Nya untuk mengharamkan
apa yang telah dikaruniakan-Nya. Karena Dialah yang menciptakan, Dialah yang
memberi, maka Dia pulalah yang berhak mengharamkan atau menghalalkan-Nya. Kalau
ada di antara hamba-Nya yang mengharamkan-Nya maka dia telah menganggap dirinya
sama dengan Allah dan orang-orang yang menaatinya mempersekutukan Allah pula
dan inilah syirik yang tak dapat diragukan lagi. Yang dimaksudkan dengan
mengharamkan memakan di sini ialah menjadikannya haram untuk dimakan, bila
dimakan tentu berdosa. Adapun melarang makanan karena dilarang dokter dan
membahayakan kesehatan atau karena sebab-sebab lain yang membahayakan tidaklah
termasuk syirik, karena kita diperintahkan Allah untuk menjauhkan diri dari
bahaya. Ternyata tidak semua orang bisa
mengkonsumsi buah delima. Bagi mereka yang alergi buah ini bisa memiliki efek
samping saat mengkonsumsinya.
Disebutkan dalam
ayat di atas bahwa buah zaitun dan buah delima adalah serupa namun tidak sama.
Yang serupa diantara kedua buah itu adalah bentuk dan warnanya dan yang tidak
sama adalah rasanya. Berikut ini gambar buah delima dan buah zaitun.
Buah delima dan buah zaitun memiliki banyak manfaat, mungkin hal
inilah yang menyebabkab buah ini disebutkan dalam ayat Al-Qur’an. Terbukti
dengan penelitian-penelitian modern saat ini bahwa buah delima memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan.
Deskripsi
Buah delima merupakan tanaman yang berasal dari
Persia dan daerah Himalaya di India Selatan. Yang tersebar di Indonesia ada
tiga jenis yang dikelompokkan berdasarkan warna buahnya, yakni delima putih,
delima merah, dan delima hitam. Dari ketiga jenis itu yang paling terkenal
adalah delima merah. Delima merah memiliki rasa lebih manis dan segar,
sedangkan delima putih rasanya lebih sepat dan kesat serta kurang manis. Delima
putih dan delima hitam agak sulit ditemukan di pasaran (Astawan, 2008).
Tinggi pohon
delima kurang lebih mencapai 5 meter, menyukai tanah gembur yang tidak terendam
air dan memiliki beberapa varietas. Daun delima tunggal, bertangkai pendek,
letaknya berkelompok dengan helaian daun lonjong, pangkal lancip, ujung tumpul,
tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, dengan panjang 1-9 cm dan
lebar 0,5-2,5 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di
ujung ranting atau di ketiak daun paling atas. Biasanya terdapat satu sampai
lima bunga, warnanya merah, putih atau ungu. Berbunga sepanjang tahun. Berbuah
buni, bentuknya bulat dengan diameter 5-12 cm, warna kulitnya beragam, seperti
hijau keunguan, putih, coklat kemerahan, atau ungu kehitaman. Terkadang
didapati bercak-bercak yang agak menonjol berwarna lebih tua. Bijinya banyak,
kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras,
tersusun tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih. Perbanyakan
dengan setek, tunas akar, dan cangkok (Budka, 2008).
Manfaat Buah delima
Beberapa studi menyebutkan manfaat dan keuntungan dari delima pada
manusia antara lain sebagai antioksidan yang sangat baik untuk mengurangi tubuh
kita dari kerusakan oksidatif. Asupan antioksidan sekunder dari bahan pangan
sangat diperlukan. Makin tinggi asupan antioksidan eksogenus, makin tinggi pula
status antioksidan endogenus. Jadi diperlukan konsumsi bahan makanan yang kaya
akan komponen antioksidan dalam jumlah memadai, agar mampu menginduksi kerja
enzim antioksidan dalam tubuh sehingga mampu menekan kerusakan sel yang
berlebihan dan mempertahankan status antioksidan seluler (Buhler, 2000).
Warna merah pada buah delima disebabkan oleh kandungan antosianin
yang cukup tinggi. Antosianin merupakan salah satu komponen flavonoid dari
tumbuh-tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Antosianin yang dapat
diidentifikasi pada buah delima merah antara lain delphinidin 3-glucoside
dan 3,5diglucoside, cyaniding-3-glucoside dan 3,5-diglucoside, pelargonidin-3-glucoside dan 3,5-diglucoside.
Rasa kesat pada buah delima disebabkan oleh kadungan flavonoid (golongan
polifenol) yang tinggi. Salah satu peran flavonoid yang penting adalah
antioksidan. Flavonoid dapat menstabilkan senyawa oksigen reaktif yang dapat
mengurangi kerusakan akibat radikal bebas (Yanjun, 2009).
Buah delima juga
kaya akan fitosterol. Fitosterol merupakan komponen biokimia yang mempunyai
fungsi berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi manusia. Selain itu,
fitosterol juga tahan terhadap oksidasi, sehingga dapat digolongkan antioksidan
pangan (Astawan, 2008).
Bagian dari buah
delima yang dapat dimakan (kurang lebih 50% dari berat total buah) terdiri dari
80% jus dan 20% biji. Jus segar dari buah delima mengandung 85% air, 10% gula,
dan 1,5% pectin, asam askorbat, dan flavonoid polifenol. Kandungan polifenol
dalam jus delima tergantung dari jenis atau varietasnya yang sebagian besar
terdiri dari antosianin, katekin, ellagic tannins, gallic dan ellagic acid.
Polifenol komplek bersifat sebagai antioksidan yang dapat diserap dalam tubuh
manusia. Selain polifenol, jus delima juga mengandung vitamin C yang bersifat
sebagai antioksidan (Buhler, 2000).
Kandungan
antioksidan dalam buah delima jumlahnya tiga kali lebih banyak
daripada wine atau teh hijau. Peneliti dari Vanderbilt University Medical Center menemukan bahwa orang yang meminum
jus 3 kali atau lebih dalam seminggu, dapat menurunkan risiko terkena alzheimer
hingga 76% dibandingkan orang yang tidak minum jus sama sekali.
Bukan hanya buah
delima saja yang dapat dimanfaatkan, bagian tanaman lainnya juga bermanfaat.
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu,kulit akar, kulit
buah, daun, biji, dan bunganya. Kandungan kimia bagian tanaman ini adalah kulit
buah mengandung alkaloid pelletierene, granatin, betulic acid, ursolic acid,
isoquercitrin, elligatanin, resin, triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati.
Kulit akar dan kulit kayu mengandung sekitar 20% elligatanin dan 0,5-1%
senyawa alkaloid, antara lain alkaloid pelletierine (C8H14), pseudopelletierine
(C9H15), metilpelletierine (C8H14.CH3), isopelletierine (C8H15), dan
metilisopellettierine (C9H1). Daun mengandung alkaloid, tanin, kalsium
oksalat, lemak, sulfur, peroksidase. Alkaloid yang terdapat pada tanaman ini
dipercaya dapat menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing
keremi (IPTEK, 2005).
Setiap bagian tanaman ini secara tradisional digunakan
untuk menyembuhkan beberapa penyakit, yaitu kulit buah biasa digunakan untuk
sakit perut karena cacing, buang air besar mengandung darah dan lender
(disentri amuba), diare kronis, perdarahan seperti wasir berdarah, muntah
darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum, prolaps rektum, radang
tenggorok, radang telinga, keputihan (leukorea), dan nyeri lambung. Bunga
delima biasa digunakan unutk radang gusi, perdarahan, dan bronkhitis. Daging
buah dapat digunakan untuk cacingan, sariawan, tenggorokan, suara parau,
hipertensi, rematik, dan perut kembung. Bagian daun delima dan daging buah
biasa digunakan untuk menurunkan berat badan. Penggunaan daun delima pada
konsumsi masyarakat adalah 5 – 10 gram dalam 200 ml pelarut (IPTEK, 2005).
Referensi :
Astawan, M. 2008. Sehat Dengan Buah. Jakarta : Dian Rakyat
Budka, F. 2008.
Active Ingredients, Their Bioavaibility And The Health Benefit Of Punica
granatum Linn
Buhler, D.R. dan
Miranda, C. 2000. Antioxidant Activities of Flavonoid. Departement of
Environmental and Molecular Toxicology Oregon State University
IPTEK. 2005. Ceremai. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=109
Tidak ada komentar:
Posting Komentar