Jumat, 22 Juni 2012


LAPORAN OBSERVASI TUMBUHAN PAKU
DI COBAN RONDO
Asplenium normale Don
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi

Dosen Pengampu :
Drs. Sulisetjono, M.Si
Ainun Nikmati Laily, M.Si

Oleh Asifatul Qubais (10620061)



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2012
Pada kegiatan observasi di Coban Rondo, ditemukan 4 spesies tumbuhan paku, yaitu :
1.    Asplenium normale Don
2.     Paku Pohon (Cyathea contaminans)
3.     Paku Kidang (Dicksonia blumei Moore)
4.    Paku Siplir (Adiantum cuneatum)
Berikut ini hasil pengamatan beserta deskripsi dari tumbuhan paku yang ditemukan :
(Asplenium normale Don.)








Lokasi
Coban Rondo, Batu
Sistematika Takson
Kingdom Plantae
Divisio Pteridophyta
Classis Pteridopsida
Ordo Polypodiales
Familia Aspleniaceae
Genus Asplenium
Species Asplenium Normale Don.
Nama Lokal
Nama daerah yang khusus diberikan untuk paku jenis ini hampir tidak ada, mungkin karena belum banyak dikenal, terutama kegunaannya.
Deskripsi
Habitat            : Paku ini memiliki daerah penyebaran yang cukup luas. Pada umumnya jenis paku ini tumbuh di hutan-hutan primer dan sekunder, baik di tempat terbuka maupun di tempat yang penuh naungan. Secara ekologis jenis paku ini tumbuh subur pada daerah dengan ketinggian antara 1500 m – 1900 m di atas permukaan laut. Jenis ini termasuk jenis paku tanah tetapi bias tumbuh juga pada pohon-pohon besar baik pada pohon yang masih tegak maupun pada pohon-pohon yang sudah lapuk atau busuk/busuk. Paku ini lebih sering ditemukan pada tanah yang berbatu, berpasir, liat atau berhumus. Hal ini sesuai dengan yang ditemukan di Coban Rondo bahwa paku ini ditemukan dengan kadaan tumbuh di tanah, tidak epifit.
Habitus           : Tanaman Asplenium normale ini berbentuk herba. Perawakannya kecil dan berumpun banyak.
Ciri spesifik   :
Seperti pada tumbuhan paku lainnya, Asplenium normale memiliki ciri-ciri spesifik, di mana ciri spesifik hasil pengamatan tumbuhan paku ini sesuai dengan literatur, yaitu :
·        Rimpang        : Rimpangnya pendek, tumbuhnya tegak. Akar-akarnya banyak, berambut halus dan tebal serta berwarna cokelat.
·        Tangkai          : Tangkainya beralur pada permukaan atasnya dan bersisik-sisik jarang
·        Ental               : Panjang entalnya mencapai 30 cm, tersusun atas anak-anak daun yang menyirip dan jumlahnya sampai 45 pasang. Bentuk helaian anak daunnya seperti kipas dengan tepinya bergerigi. Panjang helaian anak daun sekitar 1-3 cm. Bagian bawah permukaan anak daun berwarna buram. Dan bertekstur tipis tetap kuat.
·        Spora              : Spora terdapat di dalam sporangium. Kumpulan sporangium membentuk sorus. Kumpulan dari sorus membentuk sori. Sori terdepat di bawah permukaan daun, letaknya sejajar dengan anak tulang daun.
Manfaat
Bila kita lihat bentuknya, Asplenium normale cukup menarik untuk dipergunakan sebagai tanaman hias, baik di pot ataupun sebagai hiasan pembatas di pekarangan atau di area terbuka hijau, karena memiliki pertumbuhan yang tegak dan tingginya seragam atau atau sebagai ground cover suatu taman.
Referensi :
LIPI. 1980. Tumbuhan Paku Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

http://crocodilusdaratensis.files.wordpress.com/2012/03/31.jpg?w=500&h=444Paku Kidang (Dicksonia blumei Moore)












·         Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas: Pteridopsida
                 Sub Kelas: Cyatheatae
                     Ordo: Cyatheales
                         Famili: 
Cyatheaceae
                             Genus: 
Dicksonia
                                 Spesies: Dicksonia blumei Moore
·         Habitat
Timbulnya ditempat-tempat yang berhawa dingin, cocok hidup di pegunungan-pegunungan yang tinggi, Biasanya banyak terdapat di Lereng-Lereng gunung pada tanah tanah cadas.

·         Deskripsi
v  Habitus
Hutan pegunungan yang lembab, di tanah atau di tanah berbatu, ketinggian 1500-2500 m.
v  Batang
Tegak, Berambut-rambut, coklat kemerahan, tingginya dapat mencapai 15-10 m, diameternya 25-50 cm,  perawakan ramping, tidak bercabang.
v  Daun
Hijau, Panjangnya 3 m, tangkai daun di selimuti oleh rambut-rambut berwarana kecoklatan di bagian pangkalnya, daun majemuk menyirip ganda dua, anak daun panjangnya sampai 70 m, indusial terdapat pada tepi lembaran anak daun, berderet, berbentuk bulat, terdapat sori di tepi lembaran anak daun, mahkota daun seperti pohon kelapa, panjang entalnya sampai 2 meter, melengkung ke bawah,terdapat duri-duri kasar dan pendek. Ental-ental yang masih kuncup ditutupi oleh bulu bulu halus, panjang, lurus dan mengkilat, vernasi bergelung.
v  akar
serabut yang bercabang-cabang secara dikotom.
·         Manfaat
Di sumatera pernah diaporkan bahwa pada tuhan 1980 paku ini dipergunakan sebagai obat pencegah pendarahan. Paku kidang telah banyak ditanam sebagai tanaman hias. Digemari untuk, tanaman hias halaman pada pesanggrahan-pesanggarahan yang letaknya dipegunungan-pegunungan. Mempunyai batang yang kuat, maka sering digunakan sebagai bahan bangunan.
Referensi :
Holttum, 1972. Klasifikasi Tumbuhan Paku. Jakarta: Erlangga
Drs. Sulisetjono, M.si. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UIN Press
Jones, 1987. Klasifikasi Tumbuhan Paku. Jakarta: Erlangga

Adiantum cuneatum. (paku kelor/suplir sumur)
DSC01989
Lokasi :
Coban rondo.
KLASIFIKASI
Kingdom Plantae
Division Pterodophyta
Classis Filicinae
Order Polypodiales
Family Polypodiceae
Genus Adiantum
Species Adiantum cuneatum.
Nama lokal :
Adiantum cuneatum memiliki nama lokal paku kelor atau suplir sumur.
Deskripsi :
  • Habitus :
Semak, semusim, tinggi ± 1,3 m.
  • Cirri spesifik :
 Adiantum cuneatum merupakan tumbuhan paku berdaun majemuk, tumbuhnya tidak merambat, bertangkai mengkilat, tidak memiliki serbuk perak, spora terdapat di tepi daun dan daunnya berwarna hijau.

Manfaat :
Tanaman ini tidak memiliki nilai ekonomi penting, fungsinya yang utama adalah sebagai tanaman hias yang bisa ditanam di dalam ruangan atau di luar ruangan. Selain untuk tanaman hias juga memiliki khasiat sebagai berikut:
Daun Adiantum cuneatum berkhasiat untuk pelancar air seni dan akarnya berkhasiat sebagai obat cacing. Memiliki kandungan kimia Daun Adiantum cuneatum mengandung saponin, flavonoida, dan tanin serta akarnya mengandung saponin.
Rhizome :
 Akar dari tumbuhan ini merupakan rimpang tegak, yang akar sejatinya semakin menaik atau memanjat. Akar berupa rhizome beruas pendek yang muncul akar-akar berupa serabut.Pada ujung akar dilindungi oleh kaliptra atau tudung akar. Di belakang kaliptra terdapat titik tumbuh berupa sebuah sel yang berbentuk bidang empat, yang kearah luar membentuk sel-sel kaliptra, sedangkan jika menuju kearah dalam membentuk sel-sel akar.
Stipe :
Batang tanaman suplir hitam mengkilat berduri tegak atau semi tegak dan dijumpai sisik-sisik yang lunak atau keras.Batang bercabang-cabang dan berupa tongkat (rhizome) yang terdapat banyak daun dengan tingginya sekitar 0,25-1,3 m.Susunan anatomi batang terdiri dari epidermis, korteks dan stele.
Pada ujung batang terdapat jaringan meristematik yang membentuk akar dan batang.
Lamina :
Daun pada tumbuhan paku suplir beraneka ragam.
  • Berdasarkan fungsi daun pada tumbuhan paku suplir ini ada dua macam jenis daun :
    1. Daun tropophyl (daun untuk fotosintesis saja / Daun steril )
    2. Daun sporophyl (daun penghasil spora/ daun fertil ).
  • Berdasarkan ukurannya tumbuhan paku suplir ada dua macam jenis daun:
    1. Daun Makrophyl
    2. Daun Mikrophyl
Daun Makrophyl
  • Ukurannya lebih besar.
  • Menyirip ganda sampai beberapa kali dengan urat-urat yang bebas, rapat, dan pendek.
  • Daun yang makrofil (berdaun besar) dengan posisi yang berseling-seling serta daun yang menyerupai kipas.
  • Bentuk daunnya bulat telur (membulat), persegi panjang, delta, jajar genjang, dan belah ketupat.
  • Susunan daun tumpang tindih ,bersirip tunggal, bersirip ganda, ada juga susunan daunnya pada bagian bawah besar sedang pada bagian ujungnya mengecil sehingga mirip ekor.
  • Tekstur daun biasanya lembut dan tipis, tetapi ada juga yang keras dan kaku, dan umumnya berwarna hijau mengkilap.
  • Pada bagian daun terdapat tulang daun dan telah mempunyai mesofil (daging daun). Tangkai daun gundul sekitar 10-20 cm.
  • Anak daun penempatannya bersaing sepanjang poros sirip.
  • Daun memiliki mesofil (daging buah), jaringan bunga karang, jaringan tiang dan jaringan daun.
Sorus atau sori :
Sorus yang masih muda terlindung oleh selaput indusium. Paku suplir mempunyai sorus bangun ginjal, jorong atau bangun garis, terletak pada tepi daun yang terlipat ke bawah berfungsi sebagai indisium dan adapun indisium pada suplir ini merupakan indisium palsu atau tidak nyata.
Spora :
Spora terbentuk di dalam kotak spora atau sporangium sebagai alat reproduksinya yang terkumpul dalam sorus. Sorus yang bentuknya bermacam-macam dan dilindungi selaput yang disebut insidium yang terletak pada tepi daun yang terlipat ke bawah dan mempunyai annulus sebagai mekanisme pengeluaran spora.


PAKU POHON
Description: G:\tumbuhan paku\tumbuhan paku\Cyathea contaminans.JPG
§  Lokasi : Coban Rondo
§  Nama Lokal : Paku Pohon
§  Klasifikasi:
Kingdom Plantae
Divisi Pteridophyta
Class Leptosporongiopsida
Ordo Filicales
Famili Cyatheaceae
Genus Cyathea
Spesies Cyathea contaminans (Wall ex Hook) Copel

§  Deskripsi
Cyathea contaminans (Wall. ex Hook.) Copel merupakan anggota suku Cyatheaceae. Dikenal dengan nama paku pohon karena bentuk perawakannya yang mirip pohon. Mempunyai beberapa sinonim antara lain  Polypodium contaminans Wall. Cat., Alsophila glauca J. Sm.,  Alsophila contaminans Wall. ex Hook., Alsophila acuta Presl, Alsophila smithiana Presl dan Alsophila clementis Copel.
Cyathea contaminans biasa disebut Alsophila glauca merupakan tumbuhan paku yang berbentuk pak uyang berbentuk pohon. Bentuknya khusus, hampir menyerupai pohon kelapa sehingga mudah dibedakan dengan jenis paku yang lainnya. Di alam tumbuhnya tidak meneyendiri, melainkan bercampur dengan jenis-jenis lain. Kadang-kadang berkelompok dan banyak dijumpai pada lereng-lereng pegunungan baik yang terbuka maupun tempat-tempat yang terlindung. Di daerah Jawa biasa disebutpakis arjun, pakis galar, pakis oleng,sedangkan orang Sunda menyebutnya paku pohon, paku papan, paku tihang bodas atau paku tihang. Di Malaya disebut paku gajah.
*      Habitus      : tanaman paku pohon ini biasanya berhabitus terna

*      Habitat       : jenis ini merupakan tumbuhan paku paling banyak kedua setelah  Asplenium  nidus yang ditemukan. Jenis ini tumbuh tersebar di seluruh kawasan yang diamati mulai 1.060-1.240 m dpl. dan biasanya terdapat di hutan yang telah  dibuka dan di tempat-tempat yang terbuka, khususnya di dekat sungai. Jenis ini ditemukan pada ketinggian 200-1.600 m dpl. Daerah penyebarannya di seluruh kawasan Malaysia dan di Semenanjung India.

*      Ciri spesifik           : Cyathea contaminans biasa disebut Alsophila glauca merupakan tumbuhan paku yang berbentuk pak uyang berbentuk pohon. Bentuknya khusus, hampir menyerupai pohon kelapa sehingga mudah dibedakan dengan jenis paku yang lainnya.

*      Manfaat      : Tumbuhan ini mempunyai banyak manfaat. Batangnya banyak digunakan untuk bahan patung, tiang-tiang dekorasi rumah mewah atau hotel-hotel, vas bunga, maupun sebagai media tanam anggrek, jenisjenis  Anthurium, Piper, Platycerium, Adiantum dan jenisjenis tumbuhan paku lain. Daun yang masih menggulung digunakan sebagai bahan sayur. Bulu-bulu halus digunakan untuk ramuan obat rebus. Jenis ini telah masuk dalam daftar lampiran II CITES, namun belum termasuk dalam daftar tumbuhan yang dilindungi oleh undang-undang.
Paku pohon telah dibudidayakan sebagai tanaman hias. Batangnya sering dipakai sebagai tempat untuk menempelkan tanaman anggrek. Kadang-kadang dicincang halus untuk medium di pot. Batangnya yang besar mulai disukai untuk tiang-tiang dekorasi di rumah-rumah mewah atau hotel-hotel di kota-kota besar. Di beberapa daerah di Jawa pernah dilaporkan bahwa bulu-bulu halus yang terdapat pada pangkal tangkainya dapat dipakai sebagai ramuan obat rebus.
Tidak hanya itu Paku ini mempunyai batang yang kuat, maka sering digunakan sebagai bahan bagunan, digunakan dalam upacara adat Hindu dan Digunakan sebagai bahan bakar(Holttum, 1968).

*      Rhizoma: Paku ini mempunyai akar berserabut dan dilindungi kaliptra(tjitrosoepomo, 1991)
ü  Bentuk            : akar-akar serabut hitam, kasar, rapat, dan tebal.
ü  Ukuran           : tebal dan sedikit meruncing
ü  Sisik                : menutupi daerah kormus pada tanaman ini

*      Stipe           : Perawakannya ramping, berbatang hitam yang ditutupi oleh akar-akar kasar, rapat dan tebal, warnanya hitam. Pada batang tersebut terdapat lekukan-lekukan dangkal bekasa tangkai daun melekat. Batangnya tinggi sampai mencapai ukuran antara 6 – 7 m. Bila telh cukup tua kadang-kadang pada bagian ujungnya bercabang. Panjang tangkai antalnya sampai 1 m, berwarna pucat, biasanya berduri keras, berbulu coklat halus, dan menyirip ganda. (Dasuki, 1991)
Batang paku pohon diselimuti oleh akar yang mati berselirat seperti dawai dan biasanya kulit batang ini diperdagangkan untuk pemindahan anak benih tanaman orkid .

*      Lamina       : Daunnya sendiri tidak bertangkai. Helaian daun bertoreh dalam dan letaknya berpasang-pasangan. Panjang tangkai daun mencapai 1m. Tulang daun utama juga berwarna pucat, keunguan dan berduri. Daun majemuk ganda 2. Anak daun paling bawah sedikit mereduksi dengan panjang tangkai sekitar 10 cm, yang paling besar 60 cm. Anak-anak daun 150 x 30 mm.

*      Frond/Ental : Panjang tangkai entalnya sampai 1 m, berwarna pucat, biasanya berduri keras, berbulu coklat halus, dan menyirip ganda. Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola).

*      Sori                        : Sori dekat tepi daun, tidak terdapat indusial
*      Spora         : Kantung-kantung spora letaknya diantara anak tulang daun, berkelompok-kelompok, bentuknya bulat.

·         SIKLUS HIDUP
Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium.
Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru. Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur seperti ini tetapi telah berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh menjadi benang sari atau kantung embrio.
Referensi :

Dasuki, undang ahmad.1991. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Bandung:institut teknlogi Bandung

Holttum, R.E.1968. A Rivised flora of Malaya, fern of Malaya. Government printing office.Singapore.
LIPI. 1980.  Jenis Paku Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Tjitrosoepomo, Gembong.1991.Taksonomi tumbuhan (schizophyta, thallophyta, bryophyta, pteridophyta).Yogyakarta:Gadjah Mada University press.




3 komentar: