LAPORAN
OBSERVASI
TUMBUHAN PAKU
DI COBAN RONDO
“Asplenium normale Don”
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Taksonomi Tumbuhan Tinggi
Dosen
Pengampu :
Drs. Sulisetjono, M.Si
Ainun Nikmati Laily, M.Si
Oleh Asifatul Qubais (10620061)
![](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.jpg)
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2012
Pada
kegiatan observasi di Coban Rondo, ditemukan 4 spesies tumbuhan paku, yaitu :
1.
Asplenium
normale
Don
2. Paku Pohon (Cyathea
contaminans)
3. Paku Kidang (Dicksonia
blumei
Moore)
4. Paku Siplir (Adiantum cuneatum)
Berikut ini hasil
pengamatan beserta deskripsi dari tumbuhan paku yang ditemukan :
![](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image005.jpg)
Lokasi
Coban Rondo, Batu
Sistematika
Takson
Kingdom Plantae
Divisio Pteridophyta
Classis Pteridopsida
Ordo Polypodiales
Familia Aspleniaceae
Genus Asplenium
Species Asplenium Normale Don.
Nama
Lokal
Nama daerah yang khusus diberikan
untuk paku jenis ini hampir tidak ada, mungkin karena belum banyak dikenal,
terutama kegunaannya.
Deskripsi
Habitat
: Paku ini memiliki daerah penyebaran
yang cukup luas. Pada umumnya jenis paku ini tumbuh di hutan-hutan primer dan
sekunder, baik di tempat terbuka maupun di tempat yang penuh naungan. Secara
ekologis jenis paku ini tumbuh subur pada daerah dengan ketinggian antara 1500
m – 1900 m di atas permukaan laut. Jenis ini termasuk jenis paku tanah tetapi
bias tumbuh juga pada pohon-pohon besar baik pada pohon yang masih tegak maupun
pada pohon-pohon yang sudah lapuk atau busuk/busuk. Paku ini lebih sering
ditemukan pada tanah yang berbatu, berpasir, liat atau berhumus. Hal ini
sesuai dengan yang ditemukan di Coban Rondo bahwa paku ini ditemukan dengan
kadaan tumbuh di tanah, tidak epifit.
Habitus
: Tanaman Asplenium normale ini berbentuk herba. Perawakannya kecil dan
berumpun banyak.
Ciri
spesifik :
Seperti pada tumbuhan paku lainnya, Asplenium normale memiliki ciri-ciri
spesifik, di mana ciri spesifik hasil pengamatan tumbuhan paku ini sesuai
dengan literatur, yaitu :
·
Rimpang :
Rimpangnya pendek, tumbuhnya tegak. Akar-akarnya banyak, berambut halus dan
tebal serta berwarna cokelat.
·
Tangkai :
Tangkainya beralur pada permukaan atasnya dan bersisik-sisik jarang
·
Ental : Panjang entalnya mencapai 30 cm, tersusun
atas anak-anak daun yang menyirip dan jumlahnya sampai 45 pasang. Bentuk
helaian anak daunnya seperti kipas dengan tepinya bergerigi. Panjang
helaian anak daun sekitar 1-3 cm. Bagian
bawah permukaan anak daun berwarna buram. Dan bertekstur tipis tetap kuat.
·
Spora :
Spora terdapat di dalam sporangium. Kumpulan sporangium membentuk sorus.
Kumpulan dari sorus membentuk sori. Sori terdepat di bawah permukaan daun, letaknya sejajar
dengan anak tulang daun.
Manfaat
Bila kita lihat bentuknya, Asplenium normale cukup
menarik untuk dipergunakan sebagai tanaman hias, baik di pot ataupun sebagai
hiasan pembatas di pekarangan atau di area terbuka hijau, karena memiliki pertumbuhan yang
tegak dan tingginya seragam atau atau sebagai ground cover suatu taman.
Referensi :
LIPI. 1980. Tumbuhan Paku Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka
·
Klasifikasi
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Pteridopsida
Sub Kelas: Cyatheatae
Ordo: Cyatheales
Famili: Cyatheaceae
Genus: Dicksonia
Spesies: Dicksonia blumei Moore
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Pteridopsida
Sub Kelas: Cyatheatae
Ordo: Cyatheales
Famili: Cyatheaceae
Genus: Dicksonia
Spesies: Dicksonia blumei Moore
·
Habitat
Timbulnya ditempat-tempat yang berhawa
dingin, cocok hidup di pegunungan-pegunungan yang tinggi, Biasanya banyak
terdapat di Lereng-Lereng gunung pada tanah tanah cadas.
·
Deskripsi
v
Habitus
Hutan pegunungan yang lembab, di tanah
atau di tanah berbatu, ketinggian 1500-2500 m.
v Batang
Tegak, Berambut-rambut, coklat
kemerahan, tingginya dapat mencapai 15-10 m, diameternya 25-50 cm, perawakan ramping, tidak bercabang.
v Daun
Hijau, Panjangnya 3 m, tangkai daun di
selimuti oleh rambut-rambut berwarana kecoklatan di bagian pangkalnya, daun
majemuk menyirip ganda dua, anak daun panjangnya sampai 70 m, indusial terdapat
pada tepi lembaran anak daun, berderet, berbentuk bulat, terdapat sori di tepi
lembaran anak daun, mahkota daun seperti pohon kelapa, panjang entalnya sampai
2 meter, melengkung ke bawah,terdapat duri-duri kasar dan pendek. Ental-ental
yang masih kuncup ditutupi oleh bulu bulu halus, panjang, lurus dan mengkilat,
vernasi bergelung.
v akar
serabut yang bercabang-cabang secara
dikotom.
·
Manfaat
Di
sumatera pernah diaporkan bahwa pada tuhan 1980 paku ini dipergunakan sebagai
obat pencegah pendarahan. Paku kidang telah banyak ditanam sebagai tanaman
hias. Digemari untuk, tanaman hias halaman pada pesanggrahan-pesanggarahan yang
letaknya dipegunungan-pegunungan. Mempunyai batang yang kuat, maka sering
digunakan sebagai bahan bangunan.
Referensi :
Holttum, 1972. Klasifikasi Tumbuhan Paku. Jakarta: Erlangga
Drs. Sulisetjono, M.si. Taksonomi Tumbuhan Tinggi.
Malang: UIN Press
Jones, 1987. Klasifikasi Tumbuhan Paku. Jakarta: Erlangga
Adiantum
cuneatum. (paku kelor/suplir sumur)
![DSC01989](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image011.jpg)
Lokasi :
Coban
rondo.
KLASIFIKASI
Kingdom Plantae
Division Pterodophyta
Classis Filicinae
Order Polypodiales
Family Polypodiceae
Genus Adiantum
Species Adiantum cuneatum.
Nama lokal :
Adiantum
cuneatum memiliki nama lokal paku kelor atau suplir sumur.
Deskripsi :
- Habitus :
Semak, semusim,
tinggi ± 1,3 m.
- Cirri spesifik :
Adiantum cuneatum merupakan tumbuhan paku
berdaun majemuk, tumbuhnya tidak merambat, bertangkai mengkilat, tidak memiliki
serbuk perak, spora terdapat di tepi daun dan daunnya berwarna hijau.
Manfaat :
Tanaman
ini tidak memiliki nilai ekonomi penting, fungsinya yang utama adalah sebagai
tanaman hias yang bisa ditanam di dalam ruangan atau di luar ruangan. Selain
untuk tanaman hias juga memiliki khasiat sebagai berikut:
Daun Adiantum cuneatum berkhasiat untuk pelancar air
seni dan akarnya berkhasiat sebagai obat cacing. Memiliki kandungan kimia
Daun Adiantum cuneatum mengandung saponin,
flavonoida, dan tanin serta akarnya mengandung saponin.
Rhizome :
Akar dari tumbuhan ini merupakan rimpang tegak, yang
akar sejatinya semakin menaik atau memanjat. Akar berupa rhizome beruas pendek
yang muncul akar-akar berupa serabut.Pada ujung akar dilindungi oleh kaliptra
atau tudung akar. Di belakang kaliptra terdapat titik tumbuh berupa sebuah sel
yang berbentuk bidang empat, yang kearah luar membentuk sel-sel kaliptra,
sedangkan jika menuju kearah dalam membentuk sel-sel akar.
Stipe :
Batang tanaman suplir hitam
mengkilat berduri tegak atau semi tegak dan dijumpai sisik-sisik yang lunak
atau keras.Batang bercabang-cabang dan berupa tongkat (rhizome) yang terdapat
banyak daun dengan tingginya sekitar 0,25-1,3 m.Susunan anatomi batang terdiri
dari epidermis, korteks dan stele.
Pada ujung batang terdapat
jaringan meristematik yang membentuk akar dan batang.
Lamina :
Lamina :
Daun pada tumbuhan paku suplir beraneka ragam.
- Berdasarkan fungsi daun pada tumbuhan paku suplir ini ada dua macam jenis daun :
- Daun tropophyl (daun untuk fotosintesis saja / Daun steril )
- Daun sporophyl (daun penghasil spora/ daun fertil ).
- Berdasarkan ukurannya tumbuhan paku suplir ada dua macam jenis daun:
- Daun Makrophyl
- Daun Mikrophyl
Daun Makrophyl
- Ukurannya lebih besar.
- Menyirip ganda sampai beberapa kali dengan urat-urat yang bebas, rapat, dan pendek.
- Daun yang makrofil (berdaun besar) dengan posisi yang berseling-seling serta daun yang menyerupai kipas.
- Bentuk daunnya bulat telur (membulat), persegi panjang, delta, jajar genjang, dan belah ketupat.
- Susunan daun tumpang tindih ,bersirip tunggal, bersirip ganda, ada juga susunan daunnya pada bagian bawah besar sedang pada bagian ujungnya mengecil sehingga mirip ekor.
- Tekstur daun biasanya lembut dan tipis, tetapi ada juga yang keras dan kaku, dan umumnya berwarna hijau mengkilap.
- Pada bagian daun terdapat tulang daun dan telah mempunyai mesofil (daging daun). Tangkai daun gundul sekitar 10-20 cm.
- Anak daun penempatannya bersaing sepanjang poros sirip.
- Daun memiliki mesofil (daging buah), jaringan bunga karang, jaringan tiang dan jaringan daun.
Sorus atau sori :
Sorus yang masih muda
terlindung oleh selaput indusium. Paku suplir mempunyai sorus bangun ginjal,
jorong atau bangun garis, terletak pada tepi daun yang terlipat ke bawah
berfungsi sebagai indisium dan adapun indisium pada suplir ini merupakan indisium
palsu atau tidak nyata.
Spora :
Spora terbentuk di dalam kotak spora atau sporangium sebagai
alat reproduksinya yang terkumpul dalam sorus. Sorus yang bentuknya
bermacam-macam dan dilindungi selaput yang disebut insidium yang terletak pada
tepi daun yang terlipat ke bawah dan mempunyai annulus sebagai mekanisme
pengeluaran spora.
PAKU
POHON
![Description: G:\tumbuhan paku\tumbuhan paku\Cyathea contaminans.JPG](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image013.gif)
§
Lokasi : Coban Rondo
§
Nama Lokal : Paku Pohon
§
Klasifikasi:
Kingdom Plantae
Divisi
Pteridophyta
Class
Leptosporongiopsida
Ordo
Filicales
Famili
Cyatheaceae
Genus
Cyathea
Spesies
Cyathea contaminans (Wall ex Hook) Copel
§
Deskripsi
Cyathea
contaminans (Wall. ex Hook.) Copel merupakan anggota suku Cyatheaceae. Dikenal
dengan nama paku pohon karena bentuk perawakannya yang mirip pohon. Mempunyai
beberapa sinonim antara lain Polypodium contaminans Wall. Cat., Alsophila
glauca J. Sm., Alsophila contaminans Wall. ex Hook., Alsophila acuta
Presl, Alsophila smithiana Presl dan Alsophila clementis Copel.
Cyathea contaminans biasa
disebut Alsophila glauca merupakan tumbuhan paku yang berbentuk pak uyang
berbentuk pohon. Bentuknya khusus, hampir menyerupai pohon kelapa sehingga
mudah dibedakan dengan jenis paku yang lainnya. Di alam tumbuhnya tidak
meneyendiri, melainkan bercampur dengan jenis-jenis lain. Kadang-kadang
berkelompok dan banyak dijumpai pada lereng-lereng pegunungan baik yang terbuka
maupun tempat-tempat yang terlindung. Di daerah Jawa biasa disebutpakis arjun,
pakis galar, pakis oleng,sedangkan orang Sunda menyebutnya paku pohon, paku
papan, paku tihang bodas atau paku tihang. Di Malaya disebut paku gajah.
![*](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
![*](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
![*](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
![*](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
Paku
pohon telah dibudidayakan sebagai tanaman hias. Batangnya sering dipakai
sebagai tempat untuk menempelkan tanaman anggrek. Kadang-kadang dicincang halus
untuk medium di pot. Batangnya yang besar mulai disukai untuk tiang-tiang
dekorasi di rumah-rumah mewah atau hotel-hotel di kota-kota besar. Di beberapa
daerah di Jawa pernah dilaporkan bahwa bulu-bulu halus yang terdapat pada
pangkal tangkainya dapat dipakai sebagai ramuan obat rebus.
Tidak hanya itu Paku
ini mempunyai batang yang kuat, maka sering digunakan sebagai bahan bagunan,
digunakan dalam upacara adat Hindu dan Digunakan sebagai
bahan bakar(Holttum, 1968).
![*](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
ü Bentuk : akar-akar serabut hitam, kasar,
rapat, dan tebal.
ü Ukuran : tebal dan sedikit meruncing
ü Sisik :
menutupi daerah
kormus pada tanaman ini
![*](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
Batang paku pohon diselimuti oleh akar
yang mati berselirat seperti dawai dan biasanya kulit batang ini diperdagangkan
untuk pemindahan anak benih tanaman orkid .
![*](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
![*](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
![*](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
![*](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image001.gif)
·
SIKLUS
HIDUP
![](file:///C:%5CUsers%5Csamsung%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image015.jpg)
Daur hidup tumbuhan paku mengenal
pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit.
Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena
menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus
(prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa
lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki
rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium
tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang
anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan)
dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan
mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju
archegonium.
Ovum yang terbuahi berkembang menjadi
zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru. Tumbuhan berbiji
(Spermatophyta) juga memiliki daur seperti ini tetapi telah berevolusi lebih
jauh sehingga tahap gametofit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan langsung
tumbuh menjadi benang sari atau kantung embrio.
Referensi :
Dasuki, undang ahmad.1991.
Sistematik Tumbuhan Tinggi. Bandung:institut teknlogi Bandung
Holttum, R.E.1968. A
Rivised flora of Malaya, fern of Malaya. Government printing
office.Singapore.
LIPI. 1980. Jenis Paku Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Tjitrosoepomo, Gembong.1991.Taksonomi tumbuhan (schizophyta, thallophyta, bryophyta, pteridophyta).Yogyakarta:Gadjah
Mada University press.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskunjungi blog saya juga ya... http://ainunlaily.blogspot.com :-)
BalasHapusngge bu,,,
Hapus